Sega puja-puji secara sempurna hanya milik Allah, Zat yang Maha
Menguasai alam Semesta, Zat yang Maha Menguasai terang dan gelap, Zat yang
Menguasai tiap-tiap saat, sungguh tiada satu detikpun kecuali milik Allah.
Saudara-saudaraku sebuah terasi ada harga kalau jelas ciri dan baunya yang
khas. Kita membuat terasi tetapi tidak memiliki ciri dan bau yang khas terasi,
maka sungguh si terasi ini tidak akan ada harganya, walaupun ia diberi terasi.
Begitu juga kita umat Islam, kenapa saat ini kita kurang dihargai ?. Jawabannya,
bisa jadi karena kita mengaku sebagai umat Islam tetapi tidak tampak ciri kita
sebagai ummat Islam. Ciri akan selalu disertai dengan harga, karena kita tidak
punya ciri maka jangan harap akan punya harga. Oleh karena itu, bulan
Ramadhan yang saat ini kita jelang, marilah kita bersungguh-sungguh menampilkan
ciri keislaman kita. Tentu saja ciri keislaman tidak identik dengan atribut
penampilan yang luar, yang tidak terlalu pokok. Berikut ini adalah beberapa ciri
yang dianjurkan untuk kita lakukan di bulan Ramadhan.
Selama bulan Ramadhan
ini hendaklah yang pertama umat Islam miliki adalah ciri keteladanan, "uswatun
hasanah", keteladanan dalam kebaikan. Pancasila P4 gagal total di Indonesia
walau telah menghabiskan biaya beratus milyar, begitu banyak waktu, begitu
banyak tenaga, begitu banyak pikiran, diantara kunci penyebab kegagalannya
adalah karena tidak ada keteledanan. Masyarakat sulit mencontoh, siapa yang
berjiwa P4 sebenarnya. Jadi andaikata kita bertanya mengapa keadaan rumah
tangga, kantor, atau masyarakat belum sesuai dengan harapan. Pertanyaan pertama
harus dilakukan pada diri kita sendiri, contoh apakah yang sudah kita
perlihatkan sebagai seorang muslim. Sepatutnya sebagai seorang ayah atau ibu
harus bertanya, "Saya memberi contoh apa kepada anak-anak ?".Jangan terlebih
dahulu menyalahkan anak. Bagaimana mungkin mengharapkan anak santun lembut
sedangkan di rumah ibu bapak bersikap keras dan kasar ?. Bagaimana mungkin kita
mengharapkan anak menjadi arif kalau kita sendiri di rumah seperti diktator ?.
BAgaimana bisa mengharapkan anak rajin ke mesjid, sedangkan orangtuanya jarang
beribadah ?. Andaikata kita sebagai guru kita harus bertanya pada diri kita
sendiri, contoh apa yang sudah kita berikan kepada murid-murid. Bagaimana murid
tidak merokok kalau gurunya sendiri masih merokok ?. Bagaimana mungkin murid
akan menemukan kemuliaan akhlak kalau sikap guru tidak indah ?. Bagaimana
mungkin akan menjadi orang berprestasi, kalau gurunya tidak semangat dan hanya
memberikan dengan apa adanya ?. Andai kata kita sebagai pemimpin,
pertanyaannya adalah suri tauladan apa yang saya tampilkan kepada anggota
karyawan atau bawahan ?. Bagaimana mungkin karyawan akan disiplin kalau
pemimpinnya tidak disiplin ?. Bagaimana karyawan atau anggota akan hemat jika
pemimpinnya bermewah-mewahan ?. Bagaimana mungkin karyawan akan memelihara
dirinya kalau pemimpinnya arogan ?. Rekan-rekan sekalian tidak hanya
sebagai pribadi tetapi juga sebagai keluarga. Sebagai haji, contoh apa yang
sudah kita peragakan dalam masyarakat ?. Sebagai ustadz memberi contoh apa
kepada masyarakat. Ustadz dianggap ulama tetapi contoh apa yang sudah
ditunjukkan kepada masyarakat ?. Sebagai aktifis masjid, memberi contoh apa ?.
Kegigihan untuk jujur kepada diri sendiri, ini yang akan membuat kita
menemukan kekuranganyang bisa dijadikan program perbaikan pada diri sendiri. Dan
kegigihan kita memperbaiki diri adalah upaya sebenarnya memperbaiki orang lain.
Apa artinya memperbaiki orang lain sedangkan diri kita sendiri semakin terpuruk
dalam keburukan. Suri tauladan adalah langkah strategis yang dicontohkan oleh
Rasullullah SAW. di dalam membangun kemuliaan Islam. Ciri khas seorang muslim
yang baik ,pribadinya harus selalu menjadi figur suri tauladan.Tauladan bagi
kebaikan dalam skala apapun, dimanapun dan kapanpun. Yang kedua,
Ramadhan harus menjadi bulan kebersihan. Karena sesungguhnya Allah mencintai
kebersihan, "innallaha yuhibbu tawabi, wayuhibbu mutakabiriin", sesungguhnya
Allah mencintai orang yang taubat dan orang yang bersih. Kita harus berjuang
sangat keras untuk mengevaluasi gaya hidup bersih kita. Pakaian yang kotor tidak
akan nyaman, gigi kotor tidak mungkin bisa nyaman, apapun yang kotor tidak akan
membuat kita nyaman dan hidup kita indah. Hakekatnya kotoran itu identik dengan
kerendahan diri, namanya juga kotoran begitu pula kalau kita merasa tidak
nyaman, terhina, rendah, bisa jadi karena kita blum bisa mencintai kebersihan,
padahal bersih adalah prasyarat dari keindahan. Indah adalah sesuatu yang
dicintai Allah SWT. Shalat saja diawali dengan bersih. Tanpa wudlu shalat tidak
akan sah, wudlu itu bukan hanya membersihkan tetapi juga mensucikan. Tidak akan
diterima shalat, seperti Firman Allah dalam ayat AlQur'an "Qad aflaha
manzakkahaa. Waqod khaabaman dassaha" (QS: Asy-Syams 910). "Sesungguhnya
beruntunglah orang-orang yang membersihkan jiwanya, dan sesungguhnya kerugian
besar orang yang mengotorkannya." Sungguh yang bersih itulah yang akan membuat
sukses, bahagia. Oleh karena itu, Ramadhan ini adalah bulan bersih.
Sekuat-kuatnya kita bersihkan dari yang lahir sampai yang batin. Pastikan
Ramadhan ini kamar kita bersih, rumah kita bersih, kamar mandi bersih dari
sampah, bersih dari barang-barang yang akan membuat ria, bersih dari barang
milik orang lain, bersih dari barang yang tidak berguna. Karena kalau rumah
sudah kotor dari banyak barang yang haram, barang yang ria, barang yg sia-sia,
maka rumah itu tidak akan menyenangkan tidak akan barokah. Begitu pula
dengan harta kita mulai sekarang harus bersih, jangan sekali-kali tercemari oleh
hak-hak yang tidak halal bagi kita. Harta yang bersih akan penuh barokah harta
yang haram akan penuh fitnah, demikian pula aktivitas bekerja kita bersih pula
dari kelicikan. Kita nikmati kejujuran, pandangan harus bersih sekuat-kuatnya
jaga dari apa yang diharamkan oleh Allah agar bening dan nikmat hati ini.
Kata-kata kita pun harus bersih dari kekejian, bersih dari kata-kata yang
jorong, bersih dari kata-kata mencela, menghina orang lain, bersih dari fitnah,
pilihlah dari khazanah kata-kata yang ada, kata-kata terbaik. Tubuh kita pun
harus bersih, pakaian harus bersih, mandi yang bersih, rambut yang bersih.
Begitu pula dengan hati kita harus jaga hati ini, hindari buruk sangka
sekuat-kuatnya dan berbaik sangka pada orang yang beriman. Perangilah kedengkian
jangan sampai selama Ramadhan ini dilanda dengan kedengkian, kedendaman yang
tidak diharapkan oleh Allah. Upayakanlah semuanya bersih lahir batin, harta
benda bersih, pikiran bersih. Insya Allah akan menambah keberkahan Ramadhan ini.
Dan yang terakhir, bulan Ramadhan ini adalah bulan kualitas. Karena
ramadhan adalah bulan yang berkualitas diantara bulan-bulan yang lain.
Hari-harinya adalah hari-hari berkualitas, berharga tinggi dihadapan Allah, jam
demi jam maupun detik demi detik berharga sangat tinggi dihadapan Allah oleh
karena itu tidak patut kita melakukan apapun kecuali yang sangat berharga.
Jangan pernah kita berbicara kecuali dengan kata-kata yang berharga.
Jangan melihat kecuali yang berharga. Jangan mendengar kecuali
suara-suara yang berharga. Jangan berpikir kecuali memikirkan yang berharga.
Jangan pula melangkah kecuali kaki ini dilangkahkan ke tempat-tempat yang
berharga dalam pandangan Allah. Cobalah lakukan segalanya dengan niat berharga
hanya karena Allah semata. Sungguh bila kita mengisi Ramadhan ini dengan
aneka amal ibadah seperti yang diuraikan di atas. Insya Allah dengan karunia
Allah, di akhir Ramadhan tahun ini kita akan sebagai seekor kupu-kupu yang
keluar dari kepompong dengan sangat indahnya, kepompong Ramadhan, subhanallah. |
0 Response to "Ramadhan, Bulan Introspeksi Diri"
Posting Komentar